Di susun oleh :
Iqbal Bayhaqi (23212765)
Indra Mulya Cipta (32312701)
4EB13
A. Latar Belakang dan Terminologi
Di era globalisasi sekarang ini,
transaksi bisnis dengan menggunakan mata uang asing bukanlah sesuatu yang aneh,
apalagi bagi perusahaan yang memiliki anak perusahaan atau kantor cabang
(operasional) di luar negri. Akan tetapi, hingga saat ini translasi laporan
keuangan anak perusahaan yang menggunakan mata uang asing masih merupakan
tantangan tersendiri bagi sebagian akuntan dan orang accounting pada umumnya.
Terlebih-lebih setelah diberlakukannya IFRS.
Perusahaan dengan
operasi luar
negeri yang signifikan
menyusun laporankeuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkanpemahaman
yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.Untuk mencapai
hal ini, laporan
keuangan anak perusahaan
luar negeri yangberdenominasi dalam mata uang asing
disajikan ulang dengan mata uang pelaporaninduk perusahaan. Proses penyajian
ulang informasi keuangan dari satu mata uang kemata uang lainnya disebut
sebagai translasi.
Translasi mata uang asing adalah
proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang
memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari
anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Ciri utama yang istimewa dari sebuah
transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata
uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu
perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam
suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam
mata uang asing. Translasi tidak harus dibuat oleh perusahaan
induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang
yang digunakan perusahaan induk. Namun
apabila perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal (tidak memiliki anak
perusahaan) maka perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas
transaksi – transaksi dengan metode translasi yang berbeda
Berbeda dengan konversi antar mata
uang asing yang memiliki pengertian pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lain secara fisik, translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya
pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam
nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak
ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya
pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait. Transaksi mata uang
bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar swap.
Kurs pasar spot dipengaruhi
berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara,
perbedaan pada saham nasional dan espektasi mengenai arah tingkat mata uang
selanjutnya, kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung. Kurs pada pasar
forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah
ditetapkan untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot atau sebagai tingkat pasar
forward. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward
yang simultan atau penjualan forward yang simultan atau penjualan spot dan
pembelian forward mata uang.
B. Alasan Translasi
Dalam hal ini terdapat beberapa
alasan mengapa dilakukan translasi mata uang asing, diantaranya :
1. Perusahaan dengan kegiatan operasional di luar
negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang informasi
laporan kepada pembaca mengenai
operasional perusahaan secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata
uang.
2. Berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Perusahaan yang melakukan translasi merupakan perusahaan yang dalam bentuk
usaha terbuka sehingga laporan keungan dapat dibaca oleh masyarakat umum dengan
mudah , sehingga dengan laporan keuangan yang sudah dikonversikan maka akan
merangsang investor untuk menanam saham pada perusahaan.
3.
Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap
translasi mata uang.
4.
Mencatat transaksi mata uang asing.
5.
Melaporkan hasil operasi independen di luar
negri.
6.
Melaporkan aktivitas cabang internasional dan
anak perusahaan.
C. Metode Translasi
Dalam translasi mata uang asing terdapat beberapa
metode yang digunakan, diantaranya :
1.
Metode Kurs Tunggal
Metode
ini digunakan untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik dengan satu kurs nilai tukar, yaitu kurs
terkini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar yang
umumnya digunakan dengan rata-rata tertimbang
kurs nilai tukar
yang tepat untuk
periode tersebut. Dengan metode
ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan
dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada
saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar
(noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu
kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi.
2.
Metode Kurs Berganda
Metode-metode
kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi, diantaranya
1)
Metode Moneter dan Non Moneter
Aset dan kewajiban moneter (kas,piutang & utang)
ditranslasi memakai kurs berlaku. Unsur NON moneter (aset tetap,investasi jk.pjg &
persediaan, ditranslasi menggunakan kurs historis). metode moniter-nonmoneter
memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
2)
Metode Temporal
Menurut pendekatan temporal, translasi
valuta merupakan suatu proses konversi
pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini
tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur. Metode
ini hanya dapat mengubah unit pengukuran.
D.
Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing
1.
Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestik dari aktiva bersih anak
perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing.
2.
Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos
neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan
diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba
dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
3.
Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah
dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui
keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena
merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.
Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi
dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke
dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan
apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi
ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang
domestik dan harus diakui
E. GAMBARAN STANDAR NO.52 DAN STANDAR
AKUNTANSI INTERNASIONAL 21
1. Translasi
saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs
saat ini yang digunakan adalah :
a. Seluruh
asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai
tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs
historis.
b. Pendapatan
dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar
rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
c. Keuntungan
dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian
nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga
operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak
bernilai.
2. Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
a. Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai
pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada
kurs historis.
b.
Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan
nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item
nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan
menggunakan kurs historis.
c.
Keuntungan dan kerugian translasi mata uang
asing direfleksikan dalam pendapatan
lancar.
3.
Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang
Fungsional. Laporan keuangan akan
dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode kurs
sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat
ini.
·
F. Perspektif Transaksi
Pada transaksi tunggal, penyesuaian
nilai tukar baik stabil atau tidak dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap
pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya
merupakan kejadian tunggal.
Sedangkan Pada transaksi ganda,
penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan.
Sumber :
http://maristafitri.blogspot.co.id/2015/05/translasi-mata-uang-asing-akuntansi.html